Senin, 28 Desember 2015

CSCW



A.    Pengertian CSCW
Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984 pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987 Dr. Charles Findley mempresentasikan konsepcollaborative learning work.
Menurut CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupwarenamun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial.
CSCW adalah sebuah istilah generik, yang menggabungkan pemahaman cara orang bekerja dalam kelompok dengan teknologi yang memungkinkan jaringan komputer, dan terkait perangkat keras, perangkat lunak, layanan dan teknik. CSCW menyebarluaskan hasil penelitan yang inovatif dan memberikan sebuah forum interdisipliner untuk perdebatan dan pertukaran gagasan tentang teori, masalah - masalan praktis, teknis dan sosial di CSCW. Hasil CSCW biasanya disebut Groupware. Groupware adalah jenis software yang membantu kelompok kerja (workgroup) yang terhubung ke jaringan untuk mengelola aktivitas mereka. Salah satu contoh sistem CSCW ini adalah electronic mail (email). Email merupakan sistem CSCW yang bersifatasynchronous yang tidak mengharuskan user bekerja pada waktu yang bersamaan. Penerima mail tidak harus membuka suratnya pada waktu yang sama dengan terkirimnya surat. Sebaliknya sistem CSCW synchronousmembutuhkan partisipasi simultan dari para usernya. Perbedaan utama antara sistem CSCW dengan sistem interaksi individual adalah tidak dapat diabaikannya aspek sosial kelompok dari user yang tergabung. Sistem CSCW dibangun untuk memungkinkan interaksi antara user melalui komputer sehingga kebutuhan sekian banyak user tersebut harus terpenuhi dalam satu produk. Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka.
Mungkin salah satu contohnya penerapan CSCW pada bidang pendidikan yaitu dimana para siswa melakukan kelas virtual dan saat itu sedang mengerjakan ulangan harian dimana para siswanya saat melakukannya tidak benar-benar berada di kelas tetapi bisa dimana saja yang memungkinkan siswa tersebut untuk bisa terhubung pada suatu jaringan. Contoh lainnya yaitu fasilitas chating dimana seseorang bisa berdiskusi melalui antarmuka teks tanpa harus bertatap muka secara langsung.  
Tujuan CSCW, yaitu :
1)      Mempelajari bagaimana orang bekerja sama sebagai kelompok dan apa yang mempengaruhi teknologi
2)      Mendukung proses pelaksanaan pekerjaan walaupun secara geografis dipisahkan
Contoh yang digunakan pada CSCW adalah
1)      Kaloborasi para Ilmuwan yang bekerja sama pada suatu proyek
2)      Pengarang mengedit suatu dokumen bersama-sama
3)      Programmer suatu sistem secara bersamaan
4)      Bekerja sama sebagai sharing atas suatu video bersama yang conferencing aplikasi
5)      Para pembeli dan para penjual melakukan transaksi secara eBay

B.     Komunikasi face-to-face
a.       Bentuk komunikasi yang primitif (dalam hubungannya dengan teknologi)
b.      Mekanisme komunikasi yang sangat kompleks
c.       Tidak hanya meliputi bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan bahasa tubuh dan tatapan mata
Beberapa fenomena yang mempengaruhi penggunaan computer-mediated communication:
1.      Personal space
Dalam komunikasi face-to-face, setiap orang cenderung mempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya. Konsep personal space berbeda untuk setiap negara/budaya. Masalah personal space dapat timbul apabila percakapan dilakukan melalui video links.

2.      Kontak dan tatapan mata
Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan beberapa petunjuk, a.l. perasaan tertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran sosial, dll. Video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi wajah.

3.      Gerak isyarat dan bahasa tubuh
a.       Dalam berkomunikasi, kita menggunakan tangan (gerak isyarat) untuk menunjuk sesuatu.
b.      Beberapa groupware system mencoba mengatasi hal tersebut dengan menggunakan group pointer.
c.       Banyak computer-supported meeting room menempatkan monitor pada meja sehingga para peserta dapat saling melihat dengan jelas.

4.      Back channel
a.       Response dari pendengar berupa gerakan tubuh disebutback channel.
b.      Dengan adanya back channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahami pembicaraan.
c.       Beberapa masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul dalam komunikasi video, a.l.:
1)      Komunikasi video cenderung banyak menyoroti kepala dan bahu, sehingga kehilangan beberapa gerak tubuh dan isyarat.
2)      Layar yang besar cenderung mengurangi detail sehingga mungkin kehilangan beberapa informasi.
d.      Audio links (mis. telepon) hanya memiliki verbal back channel.
e.       Komunikasi berbasis teks biasanya tidak memiliki back channel.

5.      Turn-taking
a.       Turn-taking adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengar ditukar.
b.      Dalam proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang penting.
c.       Terjadinya proses turn-taking, a.l. karena:
1)      Pembicara menawarkan kesempatan kepada pendengar secara eksplisit, mis. mengajukan pertanyaan.
2)      Pembicara memberikan gap singkat dalam pembicaraan.
d.      Bentuk pemberian gap dari pembicara terutama berhubungan dengan audio channel.
e.       Masalah yang cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul dalam komunikasi jarak jauh (komunikasi berbasis satelit) karena kelambatan waktu. Akan terjadi gap sekitar 4 detik.

C.    Percakapan
Tiga fungsi teori percakapan dalam CSCW:
a.       digunakan untuk menganalisa catatan (transkrip), mis. konferensi elektronik. Ini akan membantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan komunikasi elektronik.
b.      digunakan sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman percakapan normal antar manusia menghindari kesalahan besar dalam perancangan media elektronik.
c.       dapat digunakan untuk mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan teori.

1.      Struktur percakapan dasar
Pada tingkat yang lebih tinggi, struktur percakapan dapat dilihat sebagai urutan giliran, biasanya pergantian di antara partisipan.

2.      Kontek
Setiap ucapan dan fragmen dari percakapan sangat tergantung padakonteks yang digunakan untuk menghilangkan ambiguitas dari ucapan. Ada 2 tipe konteks dalam percakapan:
1.      konteks internal, tergantung pada ucapan sebelumnya.
2.      konteks eksternal, tergantung pada lingkungan.

3.      Breakdown
Breakdown dalam komunikasi terjadi apabila terdapat perbedaan fokus dari pembicara dan pendengar. Breakdown ini dapat diperbaiki dengan pertanyaan atau ucapan dari pembicara/pendengar yang dapat menimbulkan fokus dialog yang sama.

4.      Speech act theory
Merupakan suatu analisis yang detail dari struktur percakapan, biasanya digunakan untuk memberikan petunjuk dalam perancangan Coordinator, yaitu sistem email terstruktur yang komersial.

D.    Komunikasi Berbasis Teks
1.      Dalam groupware yang asynchronous (dan beberapa sistem synchronous), bentuk komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks.
2.      Komunikasi berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari percakapan, sehingga terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2 media.
Ada 4 tipe komunikasi tekstual dalam groupware:
a.       discrete; pesan langsung seperti dalam email
b.      linear; pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
c.       non-linear; saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
d.      spatial; dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi
Beberapa masalah yang timbul dalam komunikasi berbasis teks:
a.       Back channel,Kehilangan back channel dan nada suara serta bahasa tubuh pembicara.
b.      Grounding constraint
Adalah sifat dari channel dimana para pembicara berkomunikasi, meliputi:
1)      cotemporality; ucapan didengar segera setelah diucapkan
2)      simultaneity; partisipan dapat mengirim dan menerima pada waktu yang bersamaan
3)      sequence; ucapan-ucapan diurutkan
Dalam sistem berbasis teks, partisipan yang berbeda dapat menyusun simultaneously, tapi kurang cotemporality.
c.       Turn taking, Tidak adanya back channel menimbulkan kesulitan bagi pendengar untuk menginterupsi percakapan (turn-taking).
d.      Konteks, Hilangnya back channel dan kemungkinan giliran yang overlapping, menyebabkan sulitnya menentukan konteks dari ungkapan tekstual.
e.       Hypertext,Berkurangnya langkah dari percakapan berbasis teks berarti bahwa partisipan dipaksa untuk meningkatkan granulity pesan. Ini dapat diatasi dengan pesan multiplexing.


E.     Kelompok
Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan hubungan sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.
1.      Dinamika kelompok
a.       Peran dan hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis dalam suatu kurun waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan.
b.      Nama peran seseorang dapat menimbulkan masalah, mis. seorang disebut penulis buku tapi sebenarnya ia hanya memberikan ide dan komentar tapi tidak menulis satu kata pun.
c.       Anggota dan struktur kelompok juga dapat berubah setiap saat. Dengan keluar atau masuknya anggota dalam kelompok dapat mengubah perilaku kelompok.
d.      Anggota kelompok yang baru memiliki masalah khusus dalam beradaptasi dengan budaya kelompok.
e.       Sistem groupware dapat membantu dengan cara mencatat sejarah dari kelompok.
f.       Perancang groupware harus menyadari bahwa anggota baru dapat masuk dalam kelompok dan mendesain software sesuai dengan kelompok.
g.      Kelompok dapat dibagi dalam beberapa sub-kelompok yang bekerja secara mandiri dan kemudian membagikan hasilnya kepada sub-kelompok lainnya.

2.      Layout Fisik
a.       Orientasi peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok.
b.      Semua partisipan harus bisa saling melihat satu sama lain.
c.       Pada ruangan pertemuan elektronik:
·         Manajer tidak harus duduk di depan karena layar yang di depan dapat dikontrol dari semua terminal
·         lebih baik duduk di belakang sehingga mereka bisa mengamati para peserta tanpa harus melepaskan pandangan dari layar



3.      Kognisi Terdistribusi
a.       Berpikir tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga dalam hubungan eksternal dengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain. Pandangan ini disebut kognisi terdistribusi.
b.      Kognisi terdistribusi memiliki pengaruh besar pada cara melihat kerja kelompok bahkan kerja individual.
c.       Dalam hal ini perlu adanya mediating representation, yang merupakan alat komunikasi antara kelompok dan perwujudan nyata dari pengetahuan kelompok serta membentuk pengetahuan kelompok yang baru.
d.      Dalam perancangan groupware yang efektif, desainer perlu memusatkan analisisnya pada situasi kelompok saat itu dan merancang groupware pada representasi eksternal yang dapat digunakan oleh seluruh partisipan.

4.      Studi Eksperimental
Kompleksitas dari komunikasi manusia-manusia dan kerja kelompok membuat studi eksperimental dari kelompok dan groupware menjadi lebih sulit dibandingkan dengan eksperimen single-user. Misalkan kita akan mengevaluasi aplikasi yang digunakan bersama-sama dengan koneksi video antar partisipan. Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul adalah:
a.       Membutuhkan subyek yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama dibandingkan eksperimen terhadap sistem single-user.
b.       Sulit memilih tugas yang tepat, karena tipe tugasnya yang akan dites sangat bervariasi.
c.       Pengumpulan datanya membutuhkan perlengkapan video dan log yang banyak, yang mungkin tersebar di beberapa tempat.
d.      Pada tahap analisis, perbedaan statistikal sangat ekstrim.

5.       Studi Lapangan
a.       Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kerja kelompok hanya dapat dipelajari dalam situasi kerja yang sebenarnya.
b.      Sesuai dengan ide kognisi terdistribusi, tindakan nyata adalah tindakan berdasarkan situasi, tergantung pada interaksi dengan benda dan manusia pada tempat kerja.
c.       Pendekatan yang paling sesuai dengan CSCW adalah ethnography, yaitu didasarkan pada pencatatan yang detail tentang interaksi antara manusia dan interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

F.     Faktor-faktor Organisasi
Faktor organisasi cukup berpengaruh terhadap dukungan dan relevansi dari sistem groupware pada khususnya, dan teknologi informasi pada umumnya.
Beberapa faktor organisasi yang berpengaruh adalah :
1.      Siapa yang mendapatkan keuntungan?
a.       Sering terjadi ketidakseimbangan antara mereka yang mendapatkan keuntungan dengan mereka yang melaksanakan pekerjaan.
b.      Dalam sistem groupware, seharusnya ada tingkat simetri, yaitu apabila seseorang harus bekerja untuk sistem, ia harus memperoleh keuntungan dari sistem tersebut.
2.      Masalah free-rider
Sumbangan dari setiap partisipan tidak sama, ada yang hanya memberikan sumbangan yang sedikit (free-rider), dan mereka mengambil keuntungan dari kerja anggota kelompok yang lain.
3.      Critical mass
a.       Dalam kaitan dengan biaya/keuntungan, semakin sedikit pemakai semakin kecil keuntungan dibanding biaya.
b.      Setiap sistem groupware yang baru harus dirancang agar memiliki keuntungan yang lebih besar daripada biaya meskipun pemakainya sedikit.
4.      Kerja sama atau konflik?
a.       Orang-orang dalam organisasi atau kelompok sering memiliki tujuan yang konflik dan pertemuan merupakan salah satu jalan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
b.      Yang perlu diperhatikan sebelum menginstal sistem komputer adalah mengidentifikasikan stakeholderyang akan terpengaruh oleh sistem tersebut.
5.      Mengubah struktur kekuasaan
a.       Garis kekuasaan dan informasi dalam suatu organisasi cenderung mengalir ke atas dan ke bawah melalui manajemen garis.
b.      Media komunikasi yang baru mungkin mengacaukan struktur manajerial yang formal, mis. sistem email
c.       Teknologi sebisa mungkin sesuai dengan struktur organisasi dan sosial yang ada.
6.      Pekerja yang tidak kelihatan
Kemajuan dalam telekomunikasi memungkinkan adanya tele-working dari rumah sehingga membuat pekerja jarang terlihat oleh manajemen.
7.      Mengevaluasi keuntungan
a.       Keuntungan dari groupware, terutama email atau electronic conferencing, berhubungan dengan kepuasan kerja atau aliran informasi.
b.      Video-wall diharapkan membantu kontak sosial di dalam organisasi.
c.       Meskipun sistem groupware dinilai bermanfaat, tapi sulit untuk mengukur keuntungannya karena menyebar di seluruh organisasi.






DAFTAR PUSTAKA

·         Wilson, P. (1991). Computer Supported Cooperative Work: An Introduction. Kluwer  Academic Pub.


Kinerja Team
NPM
NAMA
JOBDESK
LINK
Adinda Fajarnindyah
Editor
Annisa Windra Septiva
Typing
Bunga Anugrah Gusti
Typing
Kartika Iasyah
Typing
Nadira Raycha
Searching
Nur Andyni
Searching