Nadira Raycha
2pa07
17514749
Kesehatan mental
2pa07
17514749
Kesehatan mental
Apakah yang dimaksud dengan
kepribadian yang sehat?bagaimana sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian
yang sehat?dan apakah anda adalah pribadi yang sehat?
Mungkin ini adalah pertanyaan yang sangat menarik untuk dibahas dalam suatu pandangan yang mewakili pertanyaan dari banyak orang.
Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan. Menurut allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”.
Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut.
Mungkin ini adalah pertanyaan yang sangat menarik untuk dibahas dalam suatu pandangan yang mewakili pertanyaan dari banyak orang.
Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan. Menurut allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”.
Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut.
A. ALIRAN PSIKOANALISA
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis” (en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual psychology) bagi ajaran masing-masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: suatu metoda penelitian dari pikiran; suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
B. Aliran Behavioristik
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958).
Aliran
behaviorisme mempunyai 3 ciri penting.
1. Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai
elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku
yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang
bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada
perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat
belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang
dilakukan binatang.
Menurut
penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu
berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan
itu. Salah satu penganut watson yang sangat besar masukannya untuk perkembangan
behaviorisme adalah B.F. Skinner. Aliran ini memandang manusia seperti mesin
yang dapat dikendalikan perilakunya lewat suatu pengkondisian. Ini menganggap
manusia yang meberikan respon positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini
manusia di anggap tidak memiliki sikap diri sendiri.
Jadi
menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang
lain dan lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh
pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia
tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan
menggunakan metode yang obyektif
C. Kepribadian Sehat Humanistik
Humanistik
mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an.
Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti
Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Menurut aliran humanistik
kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang
terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan
pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif. Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang
terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah
mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap
individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala
sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan
kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli
psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus
dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia
juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang
secara potensial menghambat. Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat
manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas
manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya,
untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga
memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
1.
Pendapat
a.
Allport
Menurut Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia
adalah kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya.[ Kecenderungan
ini disebut Allport dengan pemfungsian
oportunistik. Pemfungsian oportunistik bersifat reaktif, berorientasi masa
lalu, dan biologis. Sekalipun
demikian, Allport menganggap pemfungsian oportunistik ini
tidak terlalu penting dalam memahami perilaku manusia,
justru kebanyakan perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu
yang berfungsi dalam rangka ekspresi diri, yang oleh Allport disebut ''pemfungsian
Propriate''. Maksudnya adalah apapun yang dilakukan seseorang dalam
hidup biasanya adalah demi menunjukkan siapa dirinya. Pemfungsian diri ini
bersifat proaktif, berorientasi
masa depan, dan psikologis. Kata propriate berasal dari
kata proprium yang
berarti konsep diri.[1] Maksud
dari Allport dengan memberi tekanan lebih kepada propriumialah
untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati mungkin.
Dalam melihat konsep diri tersebut, Allport memakai dua
pendekatan yakni fenomenologi dan fungsional. Secara
fenomenologis artinya diri sebagaimana yang dialami sehari-hari yakni yang
terdiri dari berbagai aspek yang essensial (lawan
dari aspek yang insidental dan aksidental), hangat (lawan
dari diri yang dingin dan kabur), dan sentral (lawan
dari diri sampingan).
Sementara itu, definisi fungsional mencakup hal-hal ysng
muncul dalam perkembangan seseorang dalam usia-usia tertentu, yakni:
1.
indra jasmani (berkembang
di usia 0-2 tahun)
2.
identitas diri (berkembang
di usia 0-2 tahun)
3.
harga diri (berkembang
di usia 2-4 tahun)
4.
perluasan diri (berkembang
di usia 4-6 tahun)
5.
citra diri (berkembang
di usia 4-6 tahun)
6.
peniruan rasional ((berkembang
di usia 6-12 tahun)
7.
dorongan untuk mengejawantahkan diri (muncul
ketika seseorang berusia 12 tahun ke atas)
Menurut Allport, jika seseorang memiliki proprium yang
berkembang dengan baik dan memiliki disposisi yang adaptif (keunikan
individu dengan individu lainnya), berarti ia telah mencapai tahap kedewasaan psikologis (orang
yang kesehatan mentalnya terjaga). Tujuh tanda seseorang yang memiliki
kedewasaan psikologis:
1.
memiliki perluasan diri yang
jelas dan spesifik
2.
memiliki teknik dan cara-cara
tertentu agar pergaulannya dengan
orang lain dapat lancar dan baik (misalnya kepercayaan, empati. kejujuran, toleransi)
3.
memiliki kestabilan emosional dan
menerima diri sendiri
4.
memiliki pendapat yang realistis
5.
memfokuskan
perhatian pada masalah dan
mengembangkan kemampuan untuk memecahkannya
6.
mampu meliht diri
sendiri secara objektif yaitu
menilai perilaku sendiri dan mampu "menertawakan diri sendiri"
7.
memiliki filsafat hidup yang
utuh, termasuk orientasi nilai yang partikular, sentimen
keagamaan yang terdifferensiasi, dan
kesadaran yang terpersonlisasi
b.
Rogers
Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers,
pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya.
Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi
pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri
berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari
perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai
dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
a. conditional positive regard (bersyarat),
b. unconditional positive regard (tak bersyarat)
b. unconditional positive regard (tak bersyarat)
Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu
diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan
prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang berfungsi
sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima,
disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan
penuh kepercayaan.
c.
Maslow
Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian
yang sehat adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang
sehat adalah individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan
imbang, yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal. Mereka dapat
kebutuhan untuk memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki dan mengetahui dan
memahami dunia sekitar mereka. Syarat untuk dapat mengaktualisasikan diri
sepenuhnya adalah memenuhi hierarki kebutuhan yang dibawah:
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan
oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan
kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan
datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan
Keamanan
Ketika semua kebutuhan
fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan
keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan
mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur
sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa
tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan
Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk
keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk
cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang
mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan
kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan
Esteem
Ketika tiga kelas pertama
kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan
kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi
stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi,
orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan
di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri
diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.”
Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang
itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang
lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat
mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu
jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
d.
Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan
takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Fromm menyebutkan kepribadian
yang sehat: orientasi produktif ,
yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan
orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan
penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan
menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap
umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons
intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri. Empat segi tambahan dalam kepribadian
yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan
orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif,
pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati. Cinta yang produktif adalah suatu hubungan manusia
yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas
mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu dalam
prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta;
kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat
sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil
kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai
seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian
merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”.
Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur. Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan
Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk
sosial di dalam masyarakat.
2. Mampu mencintai dan dicintai.
3. Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa
memanipulasi kepercayaan itu,
4. Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain
tanpa syarat.
5. Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan
masyarakat tanpa merusaknya.
6. Memiliki watak sosial yang produktif.
Daftar
Pustaka
Suryabrata Sumadi, Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo,
Jakarta, 2005
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok:
Universitas Gunadarma.
Schultz Duane. 1991.
Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar